Yogyakarta – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, mengingatkan para lulusan administrasi publik agar tidak terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang mudah digantikan oleh teknologi dan kecerdasan buatan Artificial Intelligence atau AI.

Pesan tersebut disampaikan Fajar Riza saat menghadiri prosesi wisuda program Sarjana dan Diploma Tiga di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) AAN Yogyakarta, Yayasan Notokusumo, yang digelar di salah satu hotel di Kota Yogyakarta. Acara tersebut diikuti oleh 87 wisudawan program sarjana dan 32 lulusan program diploma tiga untuk tahun akademik 2024/2025.

Dalam sambutannya, Fajar Riza menegaskan bahwa peran administrator publik akan semakin terdesak apabila hanya mengandalkan kemampuan teknis dan klerikal. Menurutnya, proses otomasi dan pemanfaatan AI kini telah mengambil alih banyak pekerjaan di bidang administrasi publik.

“Kecerdasan buatan bisa melakukan banyak hal secara cepat dan efisien. Namun, ada hal yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin secanggih apa pun, yaitu nilai, makna hidup, dan empati manusia,” ujar Fajar Riza Ul Haq.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Ketua STIA AAN Yogyakarta, Happy Susanto, turut mendorong para wisudawan untuk terus mengasah kompetensi digital dan kemampuan kepemimpinan, agar dapat beradaptasi dengan perubahan dunia kerja yang semakin dinamis.

“Lulusan administrasi publik harus siap menjadi pemimpin yang berintegritas dan memiliki kemampuan literasi digital yang kuat. Dunia kerja ke depan menuntut kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif,” tutur Happy Susanto.

Melalui momentum wisuda ini, diharapkan para lulusan STIA AAN Yogyakarta dapat menjadi sumber daya manusia yang unggul, adaptif, dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi era digital dan disrupsi teknologi.

Agung | RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *