Kulon Progo – Meski memiliki tujuan mulia untuk mencukupi kebutuhan gizi anak-anak sekolah, pelaksanaan Program Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) justru menimbulkan keresahan di kalangan pedagang pasar tradisional di Kabupaten Kulon Progo.

Sejumlah pedagang, khususnya di Pasar Wates, mengaku mengalami penurunan omzet sejak program tersebut mulai dijalankan. Mereka menilai, daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok rumah tangga ikut menurun, terutama dari kalangan orang tua siswa yang kini tidak lagi perlu menyiapkan bekal makan untuk anak-anaknya.

“Sejak ada program makan gratis, pembeli jadi sepi. Biasanya ibu-ibu belanja sayur buat bekal anak sekolah, sekarang sudah jarang,” keluh Etik, salah satu pedagang di Pasar Wates.

Tak hanya pedagang bahan pokok, pedagang kantin sekolah pun ikut terdampak. Mereka yang sebelumnya menjadi pembeli utama di pasar kini mengurangi aktivitas belanja karena seluruh kebutuhan makanan siswa sudah disediakan oleh pihak penyedia makanan dari program MBG.

Keresahan serupa juga dirasakan para pedagang di Pasar Bendungan Wates. Mereka menilai, hingga kini belum ada dampak ekonomi signifikan dari program MBG terhadap pelaku usaha di pasar tradisional.

“Harusnya pasar tradisional bisa dilibatkan dalam rantai pasok bahan makanan untuk program MBG. Tapi kenyataannya, serapan bahan pokok dari pasar masih sangat minim,” ungkap Rini, pedagang lainnya.

Para pedagang berharap pemerintah dapat lebih melibatkan pasar tradisional sebagai mitra penyedia bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis, agar manfaat ekonomi program ini tidak hanya dirasakan oleh penyedia besar, tetapi juga oleh pelaku usaha lokal di tingkat bawah.

Bagas | RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *