Kulon Progo
Lesunya pasar hewan ternak domba dalam beberapa bulan terakhir membuat para peternak di Kabupaten Kulon Progo hanya bisa pasrah. Harga jual domba yang terus merosot membuat mereka menanggung kerugian, sementara biaya operasional pemeliharaan tetap tinggi.


Salah satu peternak domba di Kulon Progo yang merasakan dampak dari kondisi ini adalah Heri Prayitno, pemilik Rarari Farm di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kulon Progo. Ia mengaku kesulitan menjual ternaknya sejak tiga bulan terakhir.

Saat ini, harga jual domba anjlok hingga lebih dari 50 persen. Anak domba yang sebelumnya dijual dengan harga Rp900 ribu per ekor kini hanya laku antara Rp300 ribu hingga Rp400 ribu per ekor. Penurunan harga tersebut terjadi pada semua jenis domba, baik lokal maupun hasil persilangan.

Menurut para peternak, anjloknya harga domba disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain melemahnya daya beli masyarakat, melimpahnya stok populasi domba di pasaran, serta menurunnya konsumsi daging domba.

Heri mengaku sulit mencari solusi di tengah situasi ini. Ia hanya bisa berharap kondisi pasar segera membaik agar usahanya bisa kembali berjalan normal.

Keterangan Sumber
Heri Prayitno, Peternakan Domba Rarari Farm

Dengan jumlah ternak lebih dari 300 ekor domba berbagai jenis, Heri tetap harus mengeluarkan biaya operasional harian yang tidak sedikit, terutama untuk pakan dan perawatan. Sementara itu, harga pakan justru tidak pernah turun dan cenderung terus meningkat sehingga beban usaha semakin berat.


BAGAS – RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *