Bantul — Sejumlah warga Kota Yogyakarta yang terdiri atas lurah, mahasiswa, aktivis, wisatawan, relawan, serta anggota Sekber Keistimewaan, menggelar kegiatan napak tilas dan ziarah makam raja-raja Mataram pada Jumat (3/10). Kegiatan ini dilakukan untuk mengenang dan mendoakan para leluhur serta raja-raja Mataram, di antaranya Sri Sultan Hamengku Buwono I, III, VII, VIII, dan IX.

Koordinator kegiatan Napak Tilas Boyongan dan Ziarah Makam Raja, Widihasto Wasana Putro, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk memperingati peristiwa Boyongan Kedaton — yakni perpindahan pusat pemerintahan dari Ambarketawang menuju Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Menurutnya, napak tilas sejarah tersebut penting karena banyak nilai perjuangan yang diwariskan para leluhur Mataram dalam membangun Yogyakarta, yang juga memiliki peran besar dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Pesan moral dari kegiatan ini adalah agar generasi sekarang tidak lelah mencintai dan menjaga NKRI dengan semangat persatuan, demi mewujudkan Yogyakarta dan Indonesia yang aman, damai, serta menjadi rumah bagi semua,” ujar Widihasto.

Ia menambahkan, melalui kegiatan ziarah makam ini diharapkan masyarakat dapat memperkuat rasa persaudaraan, menghindari konflik antarsuku, agama, dan etnis, serta mengurangi potensi gesekan sosial yang dapat merugikan kehidupan berbangsa.

“Esensi peringatan Boyongan Kedaton adalah meneguhkan kembali semangat merah putih agar tetap berkibar di dada masyarakat Indonesia, khususnya warga Yogyakarta, sekaligus menyerukan pesan damai dan memperkuat demokrasi,” tambahnya.

Kegiatan napak tilas dan ziarah makam ini juga menjadi bentuk gotong royong warga dalam menjaga Yogyakarta agar tetap aman, nyaman, dan penuh harmoni.


Delly – RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *