Yogyakarta — Kelompok musik nyentrik asal Kotagede, Poem Bengsing, kembali mencuri perhatian panggung musik Kota Gudeg. Dalam konser tunggal yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), grup ini resmi meluncurkan album perdana bertajuk “Blendrang.”
Album Blendrang menghadirkan sajian musikal yang unik — hangat, pedas, manis, sekaligus penuh rasa. Poem Bengsing, yang berdiri pada 30 September 2022, dikenal dengan gaya panggung eksentrik. Kelima belas personelnya tampil mengenakan celemek layaknya ibu rumah tangga, lengkap dengan riasan wajah menyerupai hewan.
Setiap penampilan mereka diselingi pembacaan puisi sembari membawakan lagu-lagu ciptaan sendiri, seperti “Mengetuk Hati Ikan,” “Keluarga Pinus,” “Gerimis Batu,” dan “Pamanku.”
Istilah “Blendrang” sendiri diambil dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti masakan sayur yang dimasak berulang kali dan bercampur dengan berbagai bahan lain. Filosofi ini menggambarkan karakter musik Poem Bengsing yang lintas genre — mulai dari dangdut, rock, punk, hingga campursari. Album ini memuat sembilan lagu yang digambarkan sebagai sketsa perjalanan sekaligus siklus kematangan rasa manusia.
“Blendrang merepresentasikan keberagaman rasa dan warna dalam perjalanan musik Poem Bengsing. Kami ingin menunjukkan bahwa musik bisa lahir dari keseharian, dari dapur kehidupan itu sendiri,” ujar Awis Citra, manajer Poem Bengsing.
Peluncuran album semakin meriah dengan kolaborasi sejumlah seniman kawakan Yogyakarta yang turut tampil sebagai pembaca puisi, penari, maupun penyanyi. Beberapa di antaranya adalah Kukuh Prasetya Kudamai, Seteng Sadja, Elyandra Widharta, Danu Anggada, dan Hanif.
Salah satu penonton, Malik Hamdani, mengaku terkesan dengan penampilan Poem Bengsing yang dinilai tidak hanya menghibur tetapi juga penuh pesan filosofis.
“Konsepnya unik dan segar. Mereka berhasil memadukan seni musik, puisi, dan teater dalam satu pertunjukan,” ujar Malik.
Agung – RBTV