YOGYAKARTA – Puluhan perempuan yang tergabung dalam aksi damai di Yogyakarta baru-baru ini menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Aksi yang berlangsung di Boulevard Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menarik perhatian publik, di mana para ibu-ibu membawa berbagai peralatan masak dan membunyikan alat tersebut sebagai bentuk protes simbolis. Mereka menuntut pemerintah, terutama Presiden, untuk segera memperbaiki tata kelola program tersebut yang dianggap berisiko membahayakan kesehatan anak-anak mereka.
Keracunan Massal Picu Protes Terhadap Program MBG
Aksi ini dipicu oleh serangkaian insiden keracunan massal yang terjadi di beberapa daerah, yang diduga disebabkan oleh makanan yang disajikan dalam program MBG. Para ibu yang hadir dalam aksi tersebut menyatakan bahwa mereka merasa khawatir dengan kualitas makanan yang disajikan, yang dinilai tidak memenuhi standar kesehatan dan gizi yang layak bagi anak-anak.
Menurut para peserta aksi, tata kelola pelaksanaan MBG selama ini dianggap buruk, baik dari segi pengelolaan anggaran maupun dalam hal kualitas makanan yang disajikan kepada penerima manfaat. Mereka menyebutkan bahwa tidak ada keuntungan nyata bagi petani dan pedagang kecil, yang seharusnya menjadi bagian dari rantai pasokan makanan bergizi. Sebaliknya, sebagian besar proses memasak dan penyajian makanan justru dikuasai oleh korporasi besar, yang semakin memperburuk pengelolaan program tersebut.
Tuntutan dan Kritik Terhadap Program MBG
Dalam orasi mereka, para ibu mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya kasus keracunan massal yang terjadi di berbagai daerah. Mereka berpendapat bahwa insiden tersebut merupakan akibat dari buruknya pengelolaan program MBG. Tak hanya itu, mereka juga mengkritik ucapan-ucapan yang merendahkan korban keracunan, seperti tuduhan bahwa mereka tidak terbiasa mengonsumsi menu tertentu atau hinaan lainnya yang semakin menambah penderitaan bagi para korban.
Dalam akhir aksi, para ibu tersebut menyerukan sejumlah tuntutan yang dianggap penting untuk memperbaiki situasi ini, antara lain:
- Penghentian Program Makanan Bergizi Gratis yang dianggap dikelola secara sentralistik dan militeristik.
- Pemerintah harus bertanggung jawab atas kasus keracunan massal yang terjadi di berbagai daerah, serta memastikan pengawasan yang lebih ketat terhadap program ini.
- Pembentukan Tim Pencari Fakta untuk menyelidiki penyebab keracunan massal dan memastikan bahwa semua pihak yang bertanggung jawab diusut tuntas.
- Mengusut Praktik Korupsi yang diduga terlibat dalam pengelolaan program MBG, terutama dalam hal pengadaan bahan makanan dan distribusi.
Harapan dan Seruan Keadilan
Para ibu berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kualitas hidup anak-anak melalui program MBG. Mereka menuntut agar kebijakan yang ada benar-benar mencerminkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
Dengan mengusung simbol alat masak, para pengunjuk rasa berpesan agar suara mereka didengar dan perbaikan segera dilakukan. Mereka tidak hanya menuntut penghentian program, tetapi juga meminta agar evaluasi menyeluruh dilakukan, sehingga program ini dapat lebih bermanfaat dan tidak justru menambah masalah bagi masyarakat.
Aksi ini menjadi bukti betapa pentingnya peran serta masyarakat, khususnya ibu-ibu, dalam memperjuangkan kualitas hidup yang lebih baik bagi anak-anak. Mereka berharap pemerintah akan memperbaiki sistem tata kelola dan pengawasan dalam program Makanan Bergizi Gratis agar manfaatnya dapat dirasakan dengan adil dan merata.
Penulis: Widi RBTV