Kulon Progo — Tak hanya digelar di Panggung Goa Kiskendo, Sendratari Sugriwa Subali kini juga diadaptasi untuk tampil di atas panggung apung yang berada di kawasan Laguna Pantai Glagah, Temon, Kulon Progo. Pertunjukan ini memberikan nuansa baru dalam menikmati kisah epik pertarungan dua saudara dari cerita pewayangan tersebut.

Di atas panggung yang relatif sempit dan berada langsung di atas permukaan air laguna, para penari tetap menampilkan kebolehan mereka dengan penuh semangat. Improvisasi gerakan pun dilakukan secara menarik, bahkan hingga adegan saling tercebur ke air turut menjadi bagian dari pertunjukan yang memukau para penonton.

Meski ruang gerak terbatas dan kondisi panggung yang tidak selalu stabil, jalannya cerita tetap tersaji secara utuh tanpa pemotongan alur. Justru, latar panggung apung menghadirkan keunikan tersendiri sekaligus memungkinkan munculnya improvisasi yang tidak mungkin dilakukan di panggung konvensional.

Salah satu penari, Afia Suqyaroh, mengungkapkan bahwa persiapan dilakukan sejak pagi sebelum pentas dimulai. Baginya, tampil di panggung apung merupakan pengalaman yang menantang sekaligus menyenangkan.

“Menari di panggung apung memang butuh konsentrasi ekstra karena ruang yang sempit dan kondisi panggung yang bisa bergoyang. Tapi ini pengalaman yang luar biasa,” ujar Afia Suqyaroh, penari Sendratari Sugriwa Subali.

Sendratari Sugriwa Subali sendiri biasanya dipentaskan di panggung wisata Goa Kiskendo, Kulon Progo. Pertunjukan ini mengisahkan pertarungan antara dua kakak beradik, Sugriwa dan Subali, dalam memperebutkan Dewi Tiara. Goa Kiskendo selama ini dipercaya sebagai latar sejarah terjadinya pertarungan epik tersebut.

Dengan inovasi panggung apung ini, pertunjukan tradisional Sugriwa Subali berhasil menjangkau lebih banyak penonton sekaligus memperkaya bentuk penyajian seni budaya di Kulon Progo.

Bagas / RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *