Kulon Progo – Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir memaksa sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Kulon Progo memanen tanaman mereka lebih awal dari jadwal seharusnya. Kondisi ini terjadi karena banyak tanaman terserang hama dan penyakit, sehingga berpotensi gagal panen jika dibiarkan lebih lama.
Panggih, seorang petani asal Dusun Serangrejo, Kalurahan Kulwaru, Kapanewon Wates, mengaku terpaksa memanen bawang merah pada usia tanam 55 hari. Padahal, panen normal biasanya dilakukan pada usia 65 hari. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar tanaman bawangnya membusuk, mengering, dan mati sehingga hasil panen tidak maksimal.
Dari bibit seberat 30 kilogram yang ditanam di lahan seluas sekitar 600 meter persegi, Panggih hanya memperoleh hasil panen kurang dari 5 kuintal. Keadaan ini semakin diperburuk oleh harga jual bawang merah di tingkat petani yang saat ini hanya berkisar Rp25.000 per kilogram. Harga tersebut dinilai tidak sebanding dengan harga bibit pada masa tanam sekitar dua bulan lalu yang mencapai Rp55.000 hingga Rp65.000 per kilogram.
Meski begitu, Panggih tetap bersyukur karena hasil panennya masih bisa digunakan untuk menutupi biaya modal yang telah dikeluarkan, mulai dari pengolahan lahan, pembelian bibit, pemupukan, penyemprotan, perawatan, hingga biaya tenaga kerja saat panen.
Sebagai petani kecil, Panggih mengaku tidak bisa berbuat banyak menghadapi kondisi kurang menguntungkan tersebut. Ia hanya berharap hasil panen pada musim tanam berikutnya bisa lebih baik dan memberikan keuntungan yang layak.
BAGAS – RBTV