Kulon Progo, Memasuki pertengahan Agustus, sejumlah wilayah di Kabupaten Kulon Progo mulai memasuki masa panen raya padi musim tanam kedua. Panen berlangsung di beberapa kapanewon, seperti Nanggulan, Sentolo, Wates, hingga Temon.
Salah satu petani, Walsiyah, warga Dusun Bantar Kulon, Banguncipto, Sentolo, mengaku hasil panennya cukup baik. Dari lahan sekitar 600 meter persegi, ia mampu menghasilkan sekitar dua kwintal gabah kering panen (GKP). Kondisi tanaman padi pada musim ini juga tumbuh normal dan minim serangan hama.
Meski harga GKP di tingkat petani berkisar Rp6.000–Rp6.500 per kilogram, Walsiyah memilih tidak menjual hasil panennya. Ia lebih memilih menyimpannya sebagai persediaan beras untuk kebutuhan keluarga, mengingat pada musim tanam berikutnya ia akan menanam palawija, bukan padi.
Kondisi serupa juga dialami sejumlah petani kecil lain di Kulon Progo. Dengan luas lahan yang terbatas, mereka lebih memilih menyimpan gabah hasil panen musim tanam kedua untuk konsumsi pribadi. Hal ini berbeda dengan musim tanam pertama, di mana mayoritas petani biasanya menjual hasil panen mereka sebagai sumber pendapatan.
BAGAS, RBTV