BANTUL – Tiga pengusaha lokal yang bergerak di bidang produksi tahu membangun sebuah jembatan apung di atas Sungai Progo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Pembangunan jembatan dilakukan secara swadaya bersama warga, dengan tujuan memangkas waktu perjalanan antarwilayah hingga sekitar 30 menit.

Pintu masuk jembatan terletak di selatan Kantor Kapanewon Pajangan, Bantul. Dari jalan kampung, terlihat jembatan sepanjang kurang lebih 70 meter dengan lebar 2,5 meter. Konstruksinya memanfaatkan drum sebagai pengapung, diperkuat dengan rangka besi, dan dilapisi papan kayu sebagai jalur kendaraan. Meski baru selesai dibangun, jembatan ini sudah dilintasi oleh sejumlah pengendara sepeda motor maupun mobil.

Alasan utama pembangunan jembatan apung ini adalah untuk memperlancar akses distribusi tahu yang selama ini harus ditempuh dengan rute memutar. Dengan adanya jembatan, waktu tempuh dapat dipangkas sehingga memudahkan aktivitas produksi dan distribusi.

Pembangunan jembatan menelan biaya sekitar Rp150 juta yang berasal dari urunan tiga pengusaha tahu tersebut. Proses pengerjaan memakan waktu sekitar dua bulan, melibatkan tenaga dan dukungan warga sekitar.

Selain mempermudah mobilitas, jembatan ini juga menjadi simbol kemandirian masyarakat. Penggunaan drum sebagai dasar jembatan memungkinkan konstruksi dapat mengapung, sementara besi dan kayu di bagian atas menjadikannya cukup kokoh untuk dilalui kendaraan. Sebelum dibangun, penggagas jembatan telah berkoordinasi dengan warga setempat serta mengurus perizinan kepada pemerintah desa di wilayah tersebut.

DELLY – RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *