KULON PROGO – Musim kemarau membawa berkah tersendiri bagi para perajin layang-layang di Kulon Progo. Permintaan yang meningkat tajam membuat mereka kebanjiran pesanan, termasuk salah satunya Andri Novianto, warga Padukuhan X, Kalurahan Pleret, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo.
Andri bersama adiknya kini disibukkan dengan pesanan yang terus berdatangan. Dari teras depan rumahnya yang sederhana, mereka memproduksi berbagai jenis layang-layang secara manual. Dengan menggunakan peralatan sederhana dan bahan seperti bambu petung, plastik polos, lem, dan solder, mereka menyelesaikan pesanan satu per satu dengan penuh ketelatenan.
Beragam model layang-layang diproduksi sesuai permintaan pelanggan, seperti layangan bapangan pegon khas Tulungagung, layangan ram-raman dari Banyuwangi, hingga layangan montholan khas Jogja. Setiap desain disesuaikan dengan ukuran dan motif yang diinginkan.
Andri mengaku kewalahan melayani tingginya permintaan. Bahkan, antrean pesanan bisa mencapai satu bulan lamanya. Harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung pada ukuran dan tingkat kerumitan desain, yang bisa mencapai ratusan ribu rupiah per buah.
“Alhamdulillah, pesanan terus masuk. Pelanggan tidak hanya dari Kulon Progo, tapi juga dari Purworejo, Bantul, sampai Yogyakarta. Kami uji coba dulu layang-layangnya sebelum dikirim, supaya sesuai dengan setelan terbang yang diminta,” ujar Andri Novianto.
Setiap layangan yang telah jadi akan diuji coba terlebih dahulu untuk memastikan gaya terbangnya sesuai dengan keinginan pemesan. Hal ini menjadi bagian dari pelayanan yang membuat pelanggan puas dan terus kembali memesan.
Antusiasme masyarakat terhadap layang-layang menunjukkan bahwa permainan tradisional ini masih memiliki tempat di hati masyarakat, terutama di tengah musim kemarau yang identik dengan langit cerah dan angin yang mendukung aktivitas bermain layangan.
BAGAS / RBTV