YOGYAKARTA – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia sekaligus HUT ke-99 Badan Sosial Mardi Wuto, puluhan penyandang disabilitas netra mengikuti berbagai lomba, seperti catur dan tilawah Al-Qur’an, yang digelar di kompleks Badan Sosial Mardi Wuto, Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Yayasan Dokter Yap Prawirohusodo yang menaungi Badan Sosial Mardi Wuto. Selain menjadi bentuk peringatan hari kemerdekaan, perlombaan ini juga bertujuan memberikan ruang ekspresi sekaligus meningkatkan semangat dan kemandirian para penyandang disabilitas netra.
Sebanyak 20 peserta tuna netra dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ambil bagian dalam lomba catur. Meski memiliki keterbatasan penglihatan, mereka tetap menunjukkan kemampuan berpikir dan strategi yang kuat. Hal ini dimungkinkan karena panitia menggunakan papan catur khusus bagi difabel netra, lengkap dengan penyesuaian yang mendukung permainan secara taktis dan nyaman.
Selain lomba catur, digelar pula lomba tilawah Al-Qur’an menggunakan huruf Braille. Para peserta tampil percaya diri dan fasih melantunkan ayat-ayat suci, memperlihatkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi kemampuan mereka dalam memahami dan membaca kitab suci.
Ketua Panitia sekaligus Sekretaris Badan Sosial Mardi Wuto, Endang Rahayu, menyampaikan bahwa lomba ini dirancang sebagai wadah apresiasi dan semangat bagi teman-teman difabel.
“Kegiatan ini menjadi salah satu upaya kami agar para penyandang tuna netra tetap semangat, percaya diri, dan merasa dihargai. Ini bukan soal menang atau kalah, tapi soal partisipasi dan pengakuan atas kemampuan mereka,” ujarnya.
Salah satu peserta lomba catur, Ardi Nugroho, mengaku sangat senang bisa terlibat dalam kegiatan ini. Ia berharap lomba seperti ini bisa rutin digelar dan lebih banyak lagi kompetisi khusus tuna netra di masa mendatang.
“Kami jarang sekali menemukan turnamen yang ramah untuk tuna netra. Kalau bisa, kegiatan semacam ini diperluas, karena bisa jadi ajang belajar dan silaturahmi,” ujar Ardi.
Ke depan, Badan Sosial Mardi Wuto juga telah menyiapkan sejumlah perlombaan lain yang melibatkan para penyandang disabilitas, seperti lomba memasak, karaoke, membaca puisi, hingga mengarang menggunakan huruf Braille.
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan bahwa inklusivitas dan semangat kemerdekaan dapat dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali.
WIDI / RBTV