KULON PROGO – Tingginya gelombang di sepanjang pesisir selatan kembali memaksa nelayan di Pantai Congot, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, untuk menghentikan aktivitas melaut. Kondisi ini telah berlangsung selama sepekan terakhir, dan para nelayan hanya bisa pasrah sembari menunggu cuaca kembali bersahabat.

Kondisi gelombang tinggi memang kerap terjadi di kawasan selatan DIY saat musim kemarau. Sejumlah nelayan yang sempat bersiap untuk melaut pun membatalkan rencana mereka demi keselamatan.

Menurut salah satu nelayan, Nur Ahmad, ombak besar ini merupakan fenomena tahunan yang biasa terjadi antara bulan Juli hingga Agustus.

“Sudah biasa kalau bulan segini ombaknya besar. Tapi tetap saja berpengaruh ke tangkapan. Dalam sebulan bisa jadi cuma 5 kali melaut,” ujar Nur Ahmad.

Gelombang tinggi membuat nelayan tidak bisa melaut secara rutin. Akibatnya, jumlah tangkapan ikan menurun drastis, terutama saat musim ikan tongkol seperti saat ini. Padahal, harga tongkol di tingkat nelayan bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram.

Meski tidak bisa melaut, para nelayan tetap menyibukkan diri dengan melakukan pengecekan dan perawatan alat tangkap agar tetap siap digunakan ketika kondisi laut kembali aman.

Cuaca ekstrem di laut selatan ini juga menjadi perhatian bagi instansi terkait untuk terus memberikan informasi cuaca secara akurat dan tepat waktu, demi menjaga keselamatan para nelayan.

BAGAS / RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *