Bantul — Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Museum Antroposen menginisiasi kompetisi dan pameran seni wayang bertema lingkungan. Salah satu hal yang menarik dalam kegiatan ini adalah penggunaan bahan daur ulang, termasuk sampah plastik, sebagai media pembuatan wayang.
Kompetisi ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat, termasuk para aktivis lingkungan. Puluhan karya dikirimkan, namun setelah melalui proses kurasi, hanya sepuluh karya terbaik yang dipamerkan di Museum Antroposen, Bawuran, Pleret, Bantul. slot gacor
Mengangkat tema “Wayang Kota,” pameran ini menggabungkan seni tradisi dengan isu lingkungan urban, khususnya persoalan sampah dan krisis ekologis di perkotaan. Beberapa seniman yang karyanya turut dipamerkan antara lain Kus Sriantoro dan Sri Tumuwuh.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia juga menggelar kompetisi karya terbaik. Tahun ini, penghargaan karya terbaik diberikan kepada Paguyuban Sri Tumuwuh karena dinilai paling relevan dengan tema serta memiliki nilai inspiratif yang tinggi.
Tri Noviana, selaku Program Manajer Yayasan LKiS, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang kreatif untuk menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan melalui pendekatan budaya. depo 5k
DELLY, RBTV