Sleman – Sebanyak 62 sekolah dasar (SD) negeri di Kabupaten Sleman mengalami kekurangan murid pada tahun ajaran baru 2025. Dari jumlah tersebut, 11 sekolah di antaranya bahkan hanya memiliki siswa baru kurang dari lima orang.

Memasuki tahun ajaran baru, puluhan SD negeri di Sleman, Yogyakarta, terlihat sepi peminat. Data Dinas Pendidikan Sleman mencatat, dari total 374 SD negeri, terdapat 62 sekolah yang tidak memenuhi kuota minimal rombongan belajar (rombel) dengan jumlah siswa di bawah 10 orang.

Bahkan, SD Negeri Minomartani 2 menjadi salah satu sekolah yang paling minim siswa, dengan hanya dua orang murid kelas satu yang mendaftar tahun ini. Kondisi ini terjadi karena sekolah tersebut berada di lingkungan perumahan dengan mayoritas penghuni lanjut usia (lansia), sehingga populasi anak usia masuk SD sangat terbatas.

Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Sleman, Sri Adi Marsanto, fenomena ini juga dipengaruhi oleh kecenderungan orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anak mereka di SD swasta berbasis agama. Selain itu, kualitas beberapa SD negeri yang masih perlu ditingkatkan menjadi faktor lain rendahnya minat masyarakat.

“Kita sudah membuat kajian untuk ke depan melakukan regrouping sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan murid,” jelas Sri Adi Marsanto.

Meski hanya mendapat dua murid baru, pihak SD Negeri Minomartani 2 memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan. Modifikasi metode pembelajaran diterapkan agar kegiatan belajar lebih efektif dengan jumlah siswa yang sedikit.

“Kami tetap melaksanakan kegiatan belajar dengan pendekatan yang lebih personal kepada siswa,” ujar Hendrias Nur Hendrawan, guru di SDN Minomartani 2.

Dinas Pendidikan Sleman kini tengah menyusun strategi untuk mengatasi fenomena ini, termasuk kemungkinan penggabungan sekolah (regrouping) sebagai solusi jangka panjang.

WIDI, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *