Gunungkidul – Di tengah puluhan kapal yang hilir-mudik di Pelabuhan Pantai Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, para nelayan masih harus berjuang menghadapi biaya operasional yang tinggi. Hingga kini, belum tersedia Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di kawasan tersebut.

Di antara gemuruh mesin kapal dan riuhnya aktivitas lelang ikan di Pelabuhan Pantai Sadeng, Kalurahan Songbanyu, Kapanewon Girisubo, keluhan utama para nelayan adalah tidak adanya SPBN. Kondisi ini memaksa mereka membeli bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi dengan harga jauh lebih mahal.

Penyediaan BBM selama ini hanya mengandalkan koperasi setempat yang menyediakan bensin Pertalite dan Pertamax, sedangkan kebutuhan solar harus dibeli dari sub-agen Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kalurahan Pucung.

Ketua Paguyuban Nelayan Pantai Sadeng, Sarpan, mengungkapkan bahwa ketiadaan SPBN telah memicu kenaikan signifikan biaya operasional kapal. Untuk kapal-kapal berukuran besar, kerugian operasional bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan, yang tentu berdampak langsung pada pendapatan dan kesejahteraan keluarga nelayan.

“Kami berharap ada perhatian serius dari pemerintah. Pembangunan SPBN bukan lagi pilihan, tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok sebagai penyangga ekonomi masyarakat pesisir,” ujar Sarpan.

Paguyuban nelayan setempat mendesak pemerintah agar segera turun tangan untuk merealisasikan pembangunan SPBN demi keberlangsungan hidup para nelayan di kawasan tersebut.

AGUNG, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *