Kulon Progo – Di tengah ketatnya persaingan industri pembuatan tahu, para pelaku usaha di Kulon Progo terus berinovasi untuk menekan ongkos produksi agar mampu bersaing dari segi harga jual.

Salah satu langkah efisien yang dilakukan adalah beralih ke sistem uap, yang terbukti lebih hemat bahan bakar dibandingkan sistem pembakaran manual dengan kayu.

Gunawan, produsen tahu asal Kaliwiru, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo, sudah menggunakan sistem produksi berbasis uap selama bertahun-tahun. Menurutnya, selain proses produksi menjadi lebih cepat, sistem ini juga membuat biaya operasional lebih efisien karena hanya memerlukan sedikit kayu bakar.

“Dulu kami harus membakar kayu dalam jumlah banyak, sekarang dengan sistem uap, cukup sedikit kayu sudah bisa menghasilkan uap panas yang dibutuhkan,” ujar Gunawan.

Dalam sehari, Gunawan mampu mengolah sekitar 80 kilogram kedelai yang menghasilkan kurang lebih 3.000 potong tahu siap edar. Produk tahu miliknya dipasarkan ke pasar-pasar tradisional serta beberapa tempat wisata di Kulon Progo sebagai camilan maupun oleh-oleh untuk wisatawan.

Meski begitu, Gunawan bersama produsen tahu lainnya tetap menghadapi tantangan, terutama fluktuasi harga bahan baku kedelai yang tidak menentu. Kenaikan harga kedelai impor sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan produksi tahu.

Para pelaku usaha berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas harga kedelai, mengingat sebagian besar pasokan kedelai untuk industri tahu masih berasal dari impor.

BAGAS, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *