Yogyakarta – Di tengah era disrupsi dan derasnya pengaruh budaya asing, bangsa Indonesia diingatkan untuk tetap kokoh berpegang pada Pancasila sebagai ideologi dan identitas bangsa. Pesan tersebut mengemuka dalam diskusi bertajuk “Pancasila sebagai Pembentuk Identitas Nasional” yang digelar di Rumah Literasi Kaliurang, Yogyakarta, pada Minggu lalu.
Dalam diskusi tersebut, Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, mempertanyakan sejauh mana bangsa Indonesia saat ini masih memahami dan memaknai identitas kebangsaannya. Ia menyoroti bahwa selama ini pengenalan identitas nasional lebih banyak dilakukan melalui olahraga atau lagu-lagu nasional. Namun, ironisnya, masih banyak masyarakat yang tidak hafal atau bahkan tidak memahami lagu Indonesia Raya versi tiga stanza.
Diskusi ini turut menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Agus Wahyudi dari Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Airlangga Pribadi, sosiolog dari Universitas Airlangga, serta Amiruddin Harahap dari Universitas Indonesia. Ketiganya membahas pentingnya memperkuat identitas nasional di tengah tantangan globalisasi dan derasnya arus budaya luar.
Willy Aditya berharap akan terus tumbuh narasi-narasi besar tentang Pancasila yang relevan dan inspiratif, agar nilai-nilai luhur bangsa tetap hidup dan membumi di tengah masyarakat.
“Kita butuh lebih banyak narasi segar dan kontekstual mengenai Pancasila, bukan sekadar hafalan, tetapi sebagai panduan hidup yang relevan,” ujar Willy Aditya.
Selain diskusi, acara juga dimeriahkan dengan pameran foto reproduksi Presiden Soekarno dalam pergaulan internasional. Foto-foto yang ditampilkan memperlihatkan momen pertemuan Bung Karno dengan berbagai tokoh dunia, seperti Nikita Kruschev dari Uni Soviet, John F. Kennedy, dan Raja Arab Saudi.
WIDI, RBTV