Gunungkidul – Ratusan sopir truk di Kabupaten Gunungkidul menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD setempat. Mereka menyuarakan penolakan terhadap kebijakan Over Dimension Over Loading (ODOL) yang dinilai merugikan dan memberatkan. Aksi ini menyebabkan jalur utama menuju Wonosari lumpuh sementara dengan antrean kendaraan sepanjang lebih dari 1,5 kilometer.
Sedikitnya 400 sopir truk dari berbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul turun ke jalan. Mereka memadati area depan kantor DPRD Gunungkidul dengan memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang jalan.
Akibatnya, sepanjang 1,5 kilometer ruas jalan tertutup oleh deretan truk. Arus lalu lintas menuju kawasan Wonosari pun terpaksa dialihkan sementara waktu akibat kemacetan total yang ditimbulkan.
Dalam aksinya, massa sopir yang tergabung dalam solidaritas sopir truk Gunungkidul menolak penerapan kebijakan ODOL. Mereka menilai kebijakan tersebut tidak berpihak kepada nasib sopir truk yang menjadi tulang punggung logistik daerah. Selain itu, mereka juga menyoroti sulitnya proses uji KIR di Gunungkidul serta meminta penghapusan denda pajak kendaraan.
Koordinator aksi, Sulistiyo, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas sopir truk di wilayah Gunungkidul yang merasa kebijakan pemerintah pusat terlalu menekan sektor logistik kecil dan menengah.
“Kami menolak kebijakan ODOL dan meminta agar uji KIR dipermudah. Selain itu, kami juga mendesak agar denda pajak kendaraan dihapus karena sangat memberatkan,” tegas Sulistiyo di hadapan massa.
Akibat aksi ini, lalu lintas menuju Wonosari lumpuh total, menyebabkan kemacetan hingga lebih dari 1,5 kilometer. Jika tuntutan mereka tidak segera ditanggapi oleh pihak berwenang, para sopir mengancam akan menggelar aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih besar.
AGUNG, RBTV