BANTUL – Rumah Sakit Santa Elisabet Ganjuran menggelar simulasi penanganan medis sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami di wilayah DIY. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan rumah sakit dalam menangani korban bencana secara cepat dan efektif.
Simulasi ini menggambarkan prosedur penanganan medis bagi korban gempa dan tsunami dengan pendekatan yang berbeda dari simulasi sebelumnya. Fokus utama diarahkan pada optimalisasi kesiapsiagaan rumah sakit dalam memberikan layanan medis darurat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pelatihan terpadu yang melibatkan berbagai pihak, di antaranya Tim AGD 118 DIY, Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, PSC 119, serta ambulans dari berbagai rumah sakit di DIY.
Selain menguji kapasitas dan implementasi Hospital Disaster Plan, simulasi ini juga bertujuan memperkuat sistem manajemen bencana melalui koordinasi dan komunikasi lintas sektor.
Dalam simulasi, digunakan skenario lapangan yang realistis dengan banyak korban yang harus segera mendapatkan penanganan medis. Dengan demikian, apabila terjadi bencana besar, rumah sakit dapat melakukan tindakan tanggap darurat secara cepat, tepat, dan efektif, sehingga mampu meminimalkan dampak fatal bagi korban.
Direktur RS Santa Elisabet Ganjuran, Tandean Arif Wibowo, menyampaikan bahwa kesiapsiagaan rumah sakit sangat penting dalam menghadapi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu. “Melalui simulasi ini, kami memastikan seluruh tim medis mampu bertindak cepat dan terkoordinasi dalam situasi darurat. Harapannya, langkah ini dapat meningkatkan efektivitas penanganan medis ketika bencana benar-benar terjadi,” ujar Tandean.
DELLY, RBTV