Pompa air bertenaga gas elpiji belakangan ini semakin digemari oleh para petani, khususnya di lahan sawah berpasir di wilayah pesisir selatan. Inovasi ini muncul sebagai solusi alternatif di tengah tingginya biaya operasional sektor pertanian.

Sejumlah petani di kawasan lahan pasir pesisir selatan mulai memanfaatkan pompa air berbahan bakar gas elpiji untuk mengairi lahan pertanian mereka. Alasan utamanya adalah efisiensi biaya yang jauh lebih hemat dibandingkan penggunaan pompa air berbahan bakar minyak (BBM).

Terlebih lagi, lokasi lahan sawah yang jauh dari permukiman membuat penggunaan pompa listrik menjadi kurang memungkinkan. Dalam kondisi seperti itu, pompa berbahan bakar gas elpiji menjadi pilihan paling murah dan efektif untuk memenuhi kebutuhan pengairan tanaman.

Sebagai perbandingan, penggunaan pompa air berbahan bakar BBM selama empat jam membutuhkan biaya sekitar Rp20.000. Sementara itu, pompa berbahan bakar gas elpiji hanya menghabiskan sekitar Rp11.000 untuk durasi yang sama. Bahkan, satu tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram mampu bertahan hingga delapan jam pemakaian.

Untuk mengubah mesin pompa BBM menjadi pompa berbahan bakar gas elpiji pun tidak sulit. Saat ini sudah banyak bengkel yang menyediakan jasa modifikasi tersebut dengan biaya yang relatif terjangkau, yakni sekitar Rp25.000.

Tanpa bantuan atau dukungan dari pemerintah, para petani mampu menemukan solusi mandiri dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor pertanian. Penggunaan mesin pompa air berbahan bakar gas elpiji ini menjadi bukti nyata inovasi mereka dalam menekan tingginya biaya operasional.

Bagas – RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *