Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Widiayanti Putri Wardhana, mengungkapkan bahwa Gerakan Wisata Bersih digelar sebagai upaya untuk menjaga kebersihan destinasi wisata, khususnya di Pantai Parangtritis. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh inisiatif masyarakat setempat yang sudah mulai bergerak aktif dalam membersihkan pantai.

“Gerakan Wisata Bersih ini diadakan karena di Pantai Parangtritis telah ada gerakan masyarakat untuk membersihkan pantai. Kami dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar) juga memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat agar dapat mengelola sampah dengan lebih baik,” jelas Widiayanti.

Pelatihan yang diberikan berfokus pada pengelolaan sampah pantai, dengan tujuan untuk mengolah sampah menjadi produk daur ulang yang dapat digunakan kembali. Menparekraf berharap bahwa inisiatif ini dapat ditiru di berbagai daerah lain, sebagai bagian dari upaya menjaga kebersihan dan kelestarian destinasi wisata di Indonesia.

“Jogjakarta memiliki banyak destinasi wisata, dan pengelolaan sampah sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan agar daya tarik destinasi wisata semakin meningkat. Pantai Parangtritis, sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, sudah melaksanakan pengelolaan sampah dengan baik, dengan kegiatan pembersihan yang dilakukan hingga tiga kali sehari,” ujar Widiayanti.

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan bahwa gerakan ini diharapkan tidak hanya sebatas menjaga kebersihan, tetapi juga dapat menanamkan nilai-nilai prinsip Sapta Pesona, yang mengajarkan pentingnya kebersihan dan keindahan destinasi wisata.

“Dalam filosofi Jawa, ada konsep ‘Memayu Hayuning Bawana’, yang berarti tanggung jawab manusia untuk memperindah dunia dan menjaga keseimbangan,” ujar Sri Sultan.

Sri Sultan menambahkan, pengelolaan sampah di kawasan wisata juga perlu dilakukan dengan bijak, dengan pemisahan antara sampah organik dan non-organik. Sampah organik, lanjutnya, dapat diolah menjadi kompos untuk digunakan sebagai pupuk, sehingga tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan.

Dengan semakin banyaknya daerah yang mengadopsi pengelolaan sampah yang baik, diharapkan destinasi wisata di Indonesia bisa terus berkembang dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

Delly RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *