Gunung Kidul-Penjemputan Mary Jane, terpidana mati kasus narkoba asal Filipina, berlangsung pada pukul 22.30 di Lapas Perempuan Kelas 2B Yogyakarta, yang berlokasi di Wonosari, Gunungkidul. Penjemputan dilakukan menggunakan sebuah minibus berwarna hitam dan berjalan dengan sangat cepat serta terorganisir. Proses ini menjadi momen penting dalam perjalanan hukumnya, terutama terkait rencana pemulangannya ke negara asal, Filipina.
Selama berada di dalam mobil yang membawanya keluar dari lapas, Mary Jane menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas kesempatan ini. Ia terlihat bahagia dan optimistis menyambut babak baru dalam kehidupannya setelah menjalani masa penahanan yang panjang. Dalam kesempatan tersebut, Mary Jane juga tidak lupa untuk menyampaikan salam hangat kepada penasihat spiritualnya, yang selama ini telah memberikan dukungan moral dan spiritual selama ia menjalani masa sulit di balik jeruji besi. Salam ini merupakan bentuk apresiasi Mary Jane atas peran besar sang penasihat spiritual dalam menjaga semangat dan harapannya selama masa penahanan.
Momen ini tidak hanya menjadi langkah awal bagi Mary Jane menuju kebebasan dan pemulangan ke tanah airnya, tetapi juga simbol harapan bagi dirinya untuk memulai hidup yang lebih baik di masa depan.
Mary Jane, Terpidana Narkoba mengatakan “terimakasih semua, jaga kesehatannya”
Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Kelas 2B Yogyakarta, Evi Loliany, menjelaskan bahwa Mary Jane telah menjalani masa tahanan selama 15 tahun di lembaga pemasyarakatan tersebut. Selama masa penahanannya, Mary Jane tidak hanya menjalani hukuman tetapi juga berusaha menyalurkan bakat dan kreativitasnya. Salah satu bentuk ekspresi dirinya adalah melalui seni lukis.
Evi menambahkan bahwa Mary Jane membawa sejumlah lukisan hasil karyanya sebagai bekal untuk dibawa pulang ke Filipina. Lukisan-lukisan tersebut tidak hanya menjadi hasil dari waktu luangnya selama berada di dalam tahanan, tetapi juga mencerminkan perjalanan emosional, refleksi diri, dan perjuangan hidupnya selama bertahun-tahun.
Lukisan-lukisan itu diharapkan dapat menjadi kenangan berharga sekaligus simbol semangat baru bagi Mary Jane dalam memulai kembali hidupnya di tanah air. Selain itu, karya-karya tersebut juga menunjukkan bahwa di tengah keterbatasan, seseorang tetap bisa menemukan cara untuk berkarya dan menginspirasi orang lain.
Evi Loliancy, Kalapas Perempuan Kelas 2B Yogyakarta mengungkapkan “kita sebagai pembina senang semoga binaan kita bisa kembali ke keluarga, selama 15 tahun. Pesan saya baik-baik disana, dan harus bersyukur”
Mary Jane akan segera dipindahkan dari Lapas Perempuan Kelas 2B Yogyakarta menuju Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu di Jakarta. Di sana, ia akan menunggu proses pemulangannya ke Filipina.
Agung, RBTV