Dalam upaya membranding kota, pemerintah kota, Pemkot Surakarta Jawa Tengah menggelar berbagai event kreatif. Salah satunya adalah acara Bernafas Budaya Lokal yang digelar di Kecamatan Jebres. Dalam acara tersebut, srawung budaya Kecamatan Jebres menampilkan bebergai pertunjukkan selama dua hari. Para penampil merupakan potensi-potensi dari wilayah Kecamatan Jebres.
Srawung budaya kecamatan Jebres menyuguhkan banyak pertunjukkan seperti tari-tarian, reog, karawitan, musik lesung, musik bambu, dan juga barongsai. Anggoro Budi Prasetyo, ketua panitia acara mengatakan bahwa dalam dua hari ini terdapat sebelas kelurahan dimana hari pertama sebanyak enam kelurahan dan hari kedua sebanyak lima kelurahan.
Kethoprak kolosal menjadi pertunjukkan terakhir sebagai penutupan acara ini. Kisah ini menceritakan tentang perjuangan Paku Buwono VI dan Pangeran Diponegoro saat melawan penjajahan Belanda yang berkaitan dengan sejarah Jebres. Menariknya, semua lurah di Kecamatan Jebres menjadi pelakon kethoprak.
Adanya acara ini juga memberikan ruang pada pelaku mikro kecil dan menengah UMKM pun mendapat kesempatan untuk berdagang. Hal ini juga menjadi hiburan bagi masyarakat Surakarta. Salah satu pengunjung, Tyas Ayu menyampaikan “acaranya seru banget, apalagi ditutup dengan acara kethoprak yang diperankan oleh pak camat. Tadi juga ada yang berperan sebagai Belanda itu ada tembakan yang bener-bener keluar apinya. Pokoknya luar biasa banget yang diperankan oleh 11 pak lurah sekecamatan Jebres.
Kecamatan Jebres memiliki luas lebih dari, belas kilo meter persegi, dan terbagi dalam, sebelas kelurahan. Di kecamatan Jebres, terdapat obyek obyek vital, seperti kampus Universitas Sebelas Maret, UNS, kampus Institut Seni Indonesia, ISI Surakarta, Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi, RSDM, Rumah Sakit Jiwa Daerah, RSJD Surakarta, dan sederet obyek vital lainnya. Besarnya potensi di kecamatan Jebres, tentu menjadi modal penting, dalam membangun kota Surakarta.