Sambut HUT Kulon Progo yang ke-73, Dinas Pariwisata Kulon Progo menggelar serangkaian kegiatan yang unik sekaligus mendatangkan rasa nostalgia. Ya, inilah kompetisi olahraga tradisional Nglarak Blarak yang diselenggarakan di Alun-Alun Wates. Olahraga ini tercipta oleh para penderes nira kelapa, yang tak asing bagi warga Kulon Progo. Sebanyak tiga puluh dua kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kabupaten Kulon Progo mengikuti kompetisi olahraga tradisional ini.
Alat yang digunakan dalam kompetisi ini cukup sederhana, meliputi tongkat dari pelepah daun kelapa, sabut kelapa, bumbung dari bambu, dan pelepah daun kelapa, atau blarak, yang menjadi esensi dari olahraga ini. Dalam satu tim, diperlukan enam orang yang terbagi menjadi tiga laki-laki dan tiga perempuan. Tiga perempuan yang tergabung memiliki tugas untuk merebut bumbung sabut kelapa sembari menaiki blarak yang ditarik oleh tiga laki-laki lainnya. Meskipun hanya olahraga tradisional, para pemain juga dituntut untuk memiliki fisik yang tangguh agar dapat meraih kemenangan. Tak jarang, nampak penunggang blarak terjatuh saat melakukan manuver.
“Seru banget, tapi ini beneran panas banget. Jadi, cuacanya makin panas ke penonton. Seru sih, jatuhnya kayak ada sensasi biar kita tambah semangat lagi. Sudah hampir 3 kali ikut. Kesulitannya cuma saat belok, soalnya belokannya sangat tajam,” ujar Dita Indah Sari, peserta asal Kapenewon Panjatan.
“Ini kita laksanakan dalam rangka hari jadi Kulon Progo. Sekaligus kita mempertandingkan potaris-potaris yang ada di Kulon Progo. Tidak hanya sekedar pertandingan arak blarak, namun juga sebagai media untuk komunikasi dan literasi. Tujuannya, kecuali memang bahwa arak blarak ini menjadi identitas Kulon Progo yang harus dilestarikan dan dibanggakan. Di sisi lain, kami ingin arak blarak ini menjadi bagian dari atraksi wisata yang memikat daya tarik,” ujar Joko Mursito, Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo.
Diharapkan, olahraga tradisional ini dapat menambah jajaran atraksi wisata di Kulon Progo.
Bagas, RBTV.