Puluhan penari yang didominasi remaja putra maupun putri, memeriahkan gebyar 12 tahun peringatan pengesahan UU keistimewaan DIY di Taman Budaya, Kulon Progo beberapa hari lalu. Keistimewaan Yogyakarta diperingati setiap tanggal 31 Agustus. Terdapat 10 kelompok penari yang merupakan perwakilan dari 5 kabupaten kota se DIY dimulai dari Sleman, Bantul Gunung Kidul, Jogja kota, dan Kulon Progo.

Dalam lomba tari ini, mereka menampilkan tari kreasi bertema keistimewaan seperti Dewi Sri, Buruh Gendong, hingga motif Batik. Masing-masing kelompok penari tampil selama kurang lebih 5 menit 10 penari disetiap kelompoknya.

Tri Agus Purnomo, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Keistimewaan Yogyakarta menyampaikan, “Ini menjadi simbolisasi yang kemudian akan kita pergunakan untuk branding keistimewaan itu sendiri. Menghadirkan bahwa peran dari keistimewaan dalam pengembangan kebudayaan. Menjadi brand yang mungkin bisa kita pakai untuk aktivitas-aktivitas kepariwisataan yang kemudian bisa menjadi salah satu branding. Harapannya tidak hanya sebagai tari tetapi bisa menciptakan peran ekonomi nantinya.”

Belinda Ayu, yang merupakan salah satu penari dalam lomba ini mengatakan bahwa ia merasa senang karena acara ini merupakan perlombaan baru dalam rangka memperingati keistimewaan Yogyakarta. Belinda menampilkan tari Kawung yang gerakkannya merupakan campuran dari tari Yogyakarta dan tari Kreasi Baru. Kawung sendiri merupakan motif batik yang berasal dari Yogyakarta.

Melalui kegiatan ini, kesenian tari dapat terus berkembang tidak hanya menjadi kesenian atau produk budaya di masyarakat saja namun dapat menjadi suatu brand keistimewaan DIY yang dapat digunakan dalam berbagai aktivitas kepariwisataan, paes, dan kegiatan lainnya.

Bagas, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *