Yogyakarta – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat dua kali kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi pada hari Sabtu, 31 Agustus. Guguran pertama terjadi pada pukul 10:42 WIB dengan durasi 94 detik dan jarak luncur mencapai 1.200 meter ke arah barat daya, menuju hulu Sungai Bebeng. Guguran kedua terjadi pada pukul 11:34 WIB dengan jarak luncur lebih jauh, mencapai 2.000 meter.
Sepanjang hari Sabtu, terpantau dua kali awan panas guguran dari Gunung Merapi. Guguran pertama memiliki jarak luncur 1.200 meter dari puncak dengan amplitudo maksimal 54 milimeter dan durasi 94,84 detik. Saat itu, angin bertiup ke arah barat laut.
Guguran kedua terjadi pada pukul 11:34 WIB dengan amplitudo maksimal 63 milimeter dan durasi 199 detik. Selain durasinya yang lebih lama, jarak luncur awan panas ini juga lebih jauh, mencapai 2.000 meter.
Meskipun jarak luncur awan panas masih jauh dari permukiman penduduk, masyarakat, terutama yang berada di lereng Merapi, diimbau untuk menjauhi daerah berbahaya yang telah direkomendasikan dan tetap waspada.
Selama enam jam, dari pukul 06:00 hingga 12:00 WIB pada hari Sabtu, terjadi 44 kali gempa di puncak Gunung Merapi, didominasi oleh gempa guguran. Gempa ini memiliki durasi terpanjang hingga 213 detik dengan amplitudo maksimal 63 milimeter. Selain dua kali awan panas guguran dan gempa, tercatat pula 14 kali guguran lava mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter. Hingga saat ini, BPPTKG belum mengubah status Gunung Merapi, yang masih berada pada status Siaga atau Level 3.
Widi – RBTV