KULON PROGO – Seperti dirasakan salah seorang warga sekaligus petani benguk, Sukandri asal Dusun Banyuganti, Kalurahan Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo. Menanam bibit benguk sebanyak 10 kilogram di lahan seluas 1400 meter persegi, ia mengaku bisa memanen benguk hingga mencapai 200 kilogram. Atau mencapai hampir 25 kali lipatnya.
Selain memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, benguk juga sangat mudah tumbuh serta tidak memerlukan banyak perawatan. Bisa ditanam di lahan apapun, benguk tahan terhadap berbagai serangan hama penyakit maupun kondisi tanah yang minim air. Harga jualnya pun terbilang tinggi bahkan lebih tinggi dibandingkan jagung, kedelai, hingga padi. Normalnya saat musim kemarau atau saat sedang panen raya, harga jual benguk berkisar antara 15-20 ribu per kilogram. Namun saat sedang musim penghujan, harganya bisa melonjak hingga 30-40 ribu per kilogram, sehingga sangat menguntungkan petani.
‘’Nandur benih ini jane gampang mas, nopo mawon saget mboten sah milih-milih pekarangan nopo mawon saget tumbuh, saget tukul sae terus buah. Perawatanipun gampang hargane nggih lumayan. Dari nol dugi panen niku nem sasi. Ngingu bibit niku tergantung sae mbotene, nek sae nggih isa saget selangkung kilo nggih saget.’’Ujar Sukandri selaku Petani Benguk
Banyaknya kelebihan yang dimiliki benguk dibanding komoditas pertanian lainnya, membuat banyak warga Kalurahan Kaliagung beralih untuk menanam benguk di lahan pertanian mereka. Terlebih serapan pasar benguk di Kabupaten Kulon Progo selama ini sangat tinggi, bahkan sampai harus mendatangkan benguk dari daerah lainnya. Sehingga membuat petani tidak perlu kesulitan menjual hasil panen benguk mereka.
BAGAS, RBTV