Yogyakarta – Dalam enam jam terakhir, dari pukul 00.00 hingga pukul 06.00 pagi hari Senin lalu, Gunung Merapi kembali meluncurkan guguran lava dari puncak kawahnya. Aliran lava ini bergerak ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal mencapai 2.000 meter dari puncak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat peristiwa ini melalui kamera pengamatan CCTV yang terhubung dengan pusat pengendalian. Dalam waktu enam jam tersebut, tercatat 14 kali guguran lava dengan jarak luncur yang konsisten ke barat daya, memasuki hulu Sungai Bebeng.
Selain itu, pada kurun waktu yang sama, terjadi 29 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi maksimal 4,45 menit. Meskipun aktivitas ini meningkat, status Gunung Merapi tetap berada pada level Siaga (Level 3).
Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menegaskan, potensi bahaya awan panas dan guguran lava di sektor selatan meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh tujuh kilometer. Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer dari puncak.
Material vulkanik yang terlontar, jika terjadi letusan eksplosif, dapat mencapai radius tiga kilometer dari puncak. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang, mengingat suplai magma yang masih terus berlangsung dapat memicu terjadinya awan panas guguran.
Widi – RBTV
Ilham Syafe’i – Editor