Setiap menjelang perayaan Idul Adha, Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Numplak Wajik, sebagai rangkaian garebek besar Idul Adha. Numplak Wajik berupa pembuatan tujuh gunungan hasil bumi dan ubarampe tradisional.
Proses numplak wajik berlangsung di panti pareden kompleks magangan Keraton Yogyakarta, Sabtu sore.
Tradisi ini adalah prosesi awal membuat pareden atau gunungan dengan meletakkan adonan wajik sebagai landasan gunungan kemudian menata rengginang dan hasil bumi, menjadi gunungan pareden.
Prosesi di awali dengan doa bersama di pimpin salah seorang abdi dalem. Pada tahun ini, Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan berupa gunungan kakung putri, gepak, darat dan pawuhan.
“Ini akan menjadi pesiapan untuk gerebek, jadi numplak wajik ini masih terus di lakukan dalam beberapa hari sebelum gerebek. Setelah sesi ini, kami ada sesi gunungan. Gunungannya seperti biasa, ada yang 7 ada juga yang 9. Pada tanggal 18 telah di tentukan untuk menjadi hari di adakannya gerebek.” Ungkap Gusti Mangkubumi, putri sulung Keraton Yogyakarta
Prosesi yang di iringi tabungan gejog lesung ini menjadi daya tarik masyarakat sekitar, bahkan turis asing.
“Sangat menarik dan kami beruntung dapat menyaksikan acara juga persiapan dari gelaran ini.” Ungkap Jurgen, wisatawan Jerman
Gunungan Keraton Yogyakarta akan dikirim ketiga lokasi yakni masjid gedhe Kauman, kompleks kepatihan dan puro Pakualaman.
Agung, RBTV.