Pameran temporer abhinaya karya 2024 dengan tajuk sabda raya, kembali di adakan di gedung pameran temporer, museum Sonobudoyo, Yogyakarta hingga 1 juli 2024.

Pameran dengan tema bunyi dan suara, resmi di buka oleh sekretaris daerah DIY Beny Suharsono bersama dengan kepala dinas kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi.

Sabda raya menyajikan cerita mengenai bunyi mula dari suara alam, hingga ruang riuh perkotaan. Selain itu, menghadirkan juga arsip-arsip bunyi sebagai hasil proses digitalisasi yang menjadi bagian kegiatan restorasi dan penyelamatan koleksi museum. Pameran ini menghadirkan 131 koleksi yang berasal dari berbagai kebudayaan, baik sejak masa pra aksara hingga masa modern sekarang.

Pameran ini juga memberikan sinergi kurasi, design serta artistik yang menghadirkan suara inklusif yang dapat membersamai seluruh masyakarat dalam bercerita.

Sekretaris daerah, sekda DIY Beny Suharsono mengataka pameran ini sekaligus mengajak anak muda untuk paham mengenai makna kehidupan melalui bunyi dan suara. Bukan hanya sebagai cara berkomunikasi dan bertutur sapa, namun juga dapat memberikan ketenangan jiwa.

“dimana kita di pertontonkan, di beri pengetahuan tentang suara dan bunyi-bunyian. Sekaligus kita bisa merasakan bahwa alam itu betapa luar biasanya. Sehingga tadi di sampaikan ada kegaduhan ada juga kedamaian. Ada kedamaian yang lain juga kita lebih dalam lagi. Dengan suara dan bunyi-bunyian kita dapat meresapi bahwa alam itu sangat kuat di antara kita dan harus di jaga. Maka pameran ini, memberikan tajuk yang luar biasa dalam kehidupan kita di alam semesta ini. Pameran ini di buka cukup lama sehingga para pelajar atau wisatawan bisa berkunjung ke sini”. Ujar Beny Suharsono, sekda DIY.

Sementara itu, kepala dinas kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menambahkan dengan adanya pameran bunyi yang di tampilkan dalam benda-benda koleksi dari beberapa museum di DIY hingga arsip koleksi dinas perpustakaan, dan arsip daerah DIY yang memiliki makna warisan dari leluhur.

“sebenarnya sumber suara kegaduhan yang terjadi di tengah kita seperti hoax adalah dari suara dan bunyi. Suara yang di keluarkan dan bunyi yang di tangkap kadang tidak berhubungan, dan akhirnya terjadi miss persepsi, miss komunikasi dan berdampak sangat luas. Silakan datang ke museum ini untuk menyadari bahwa kekuatan bunyi yang tertampil dalam simbol-simbol benda koleksi museum Sonobudoyo dan gabungan meseum yang lain. Tentunya ini merupakan ciptaan dari leluhur kita dahulu ada maksudnya”. Ujar Dian Lakshmi Pratiwi, kepala dinas kebudayaan DIY.

Pameran yang didanai oleh dana keistimewaan ini bisa di saksikan setiap hari. Dalam pameran ini, museum Sonobudoyo juga menyediakan kepemanduan menggunakan bahasa isyarat Indonesia. Dengan begitu pengunjung akan semakin menikmati arsip suara bunyi dari koleksi yang di tampilkan.

Agung, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *