Setidaknya empat kasus pembunuhan mencolok, terjadi di wilayah Solo Raya, yaitu Klaten, Boyolali, Sukoharjo dan Wonogiri. Di antara kasus tersebut, yang mencolok terjadi di Wonogiri, Jawa Tengah.

Ya, Tersangka Supriyanto, nekat membunuh kekasihnya, lantaran tersulut emosi.  Bahkan untuk menghilangkan jejak, dirinya membakar jasad korban, dan menguburnya di kebun belakang.

Pakar Sosiologi Universitas Sebelas Maret, Kota Solo, Akhmad Ramdhon menyesalkan kejadian tersebut. Menurutnya hal tersebut, dapat dipicu kerenggangan hubungan komunal masyarakat, bagi si pelaku.

Selain itu, tindak kriminal bisa juga, akibat pelaku memiliki, keterbatasan emosi. Diperlukan kedekatan dan pelibatan pihak lainnya, dalam penyelesaian konflik, sebelum terjadi tindak kriminal.

“Sebenarnya secara Sosiologis, sikap seseorang sebenarnya terikat dengan ikatan-ikatan sosial yang lain. Tapi ketika seseorang, memiliki ikatan yang lemah dengan lingkungan sosialnya. Dia akan melakukan tindakan-tindakan yang bagi kita tidak normal. Pada kasus ini saya pikir, situasi itu bisa di sebabkan oleh kerenggangan ikatan komunal bagi pelaku. Pada saat yang bersamaan, mungkin secara personal pelaku memiliki keterbatasan kemampuan untuk mengelola emosi. Saya kira ini, pelajaran penting bagi banyak orang. Untuk memastikan bahwa tahapan untuk menyelesaikan masalah konkrit adalah melibatkan pihak lainnya. Artinya, kalau ini adalah hubungan personal lawan jenis, maka di situ fungsi kerabat, keluarga, atau lingkungan sosial. Adalah melakukan upaya penyelesaian konflik,” ujar Akhmad Ramdhon, Pakar Sosiologi UNS.

Akhmad Ramdhon menambahkan, konsekuensi hukuman berat, para pelaku pembunuhan, dapat menjadi pelajaran penting, bagi masyarakat. Hal tersebut untuk memastikan, kejahatan yang sama, tidak terulang kembali.

Rizki Budi Pratama, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *