Puluhan akademisi dari berbagai perguruan tinggi, masyarakat sipil, alumni perguruan tinggi seniman dan budayawan Yogyakarta, hari Selasa berkumpul di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Secara bersama-sama mereka menyampaikan pernyataan yang bertajuk kampus menggugat, tegakkan etika dan konstitusi, perkuat demokrasi. Namun sebelum menyampaikan pernyataan sikap, Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Profesor Kuncoro menyampaikan orasinya.

Profesor Kuncoro menegaskan, saat ini rakyat Indonesia telah menjadi korban pembodohan oleh pemerintah yang sedang berjalan. Dan banyak hal yang sebenarnya tidak pantas di sampaikan oleh seorang presiden.

“Ini adalah suatu peristiwa di mana petinggi-petinggi negara, lembaga-lembaga negara, bahkan presiden kita membodohkan rakyat kita. Dapat di lihat secara jelas terdapat pasal-pasal yang mereka langgar dan itu adalah pembodohan. Yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang presiden. Sekarang itu kita khawatir, apakah negeri ini akan di bawa ke negeri yang semena-mena,” ujar Prof. Kuntjoro, Guru Besar Fakultas Psikologi UGM.

Sementara dalam pernyataan yang di bacakan Profesor Wahyudi Kumorotomo, mengajak pemegang kekuasaan Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif untuk tidak memberi ruang kepada Politik Dinasti.

“Para pemegang kekuasaan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, di harapkan untuk memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi secara substansial. Serta menjunjung tinggi amanah konstitusi dalam menjalankan kekuasaan, demi mewujudkan cita-cita Proklamasi dan jansi Reformasi. Politik Dinasti tidak boleh di beri ruang dalam sistem demokratis,” ujar Prof. Wahyudi Kumorotomo, Guru Besar FISIPOL UGM.

Tim Liputan, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *