
Pemkab bantul saat ini sedang mengejar capaian kinerja pengelolaan sampah di bantul , dengan target menjadi kabupaten bersih dari sampah pada 2025 . Fasilitas pengolahan sampah yang diterapkan di pasar niten , diyakini mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dan non-organik menjadi bahan baku refuse derived fuel .
Kepala bidang Pengelolaan Sampah dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup dinas lingkungan hidup bantul , Rudy Suharta , Menjelaskan secara Teknis Sampah pasar masuk ke Mesin dan naik ke pemilah manual . Disinilah dilakukan pemilahan sampah yang memiliki nilai jual , seperti botol plastik dan sebagainya . Nantinya plastik di pres dan siap untuk dijual . Sedangkan untuk sampah organik yang masuk ke rotary killer diberi aktivator em4 , nantinya dalam lima hari sampah organik bisa menjadi pupuk kompos .
“ Sampah Pasar masuk di mesin kemudian nanti naik ada pemilah Manualn nya di situ,nah setelah Pemilah manual disitukan ngambil yang Punya inejual mungkin Botol pelastik dan lain sebagainya setelah itu nanti disana masuk Mesin Cacapila,Mesin cacapila itu milah yang Plastik sama yang Organik, plastik nya nanti ada dik sana di Owol-Owol nanti di Fres di sana begitu sudah di Frres sudah laku di Jual , Organiknya itu anti di masukan kesini Cuma nanti di Aktifator di Empat ini nanti 5 hari jadi karna nanti setiap 12 jam ada Timer nya nanti” jelas RUDY SUHARTA ( KABID PENGELOLAAN SAMPAH DLH BANTUL)
Saat ini pemkab bantul sedang menyelesaikan tempat pengolahan sampah terpadu di modalan , banguntapan berkapasitas 50 ton . Selain itu juga tpst di argodadi , sedayu dengan kapasitas sekitar 40 ton .
DELLY RBTV