YOGYAKARTA — Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan tidak akan menggelar perayaan berskala besar maupun pesta kembang api pada malam pergantian tahun. Meski demikian, kawasan Malioboro diprediksi tetap dipadati masyarakat dan wisatawan yang memilih merayakan malam tahun baru di pusat Kota Yogyakarta.

Pada malam pergantian tahun, ribuan orang diperkirakan memadati kawasan Gumaton dengan sebaran massa mulai dari Tugu Pal Putih, sepanjang Jalan Malioboro, hingga kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Aktivitas masyarakat dan wisatawan diprediksi tetap tinggi meskipun tanpa hiburan kembang api.

Untuk mengantisipasi kepadatan, Pemerintah Kota Yogyakarta bersama petugas gabungan telah menyiapkan sejumlah skenario pengamanan. Langkah yang dilakukan meliputi rekayasa lalu lintas serta penutupan kawasan Malioboro, sebagaimana yang diterapkan pada perayaan tahun-tahun sebelumnya.

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Eva Guna Pandia, menyampaikan bahwa penutupan kawasan Malioboro direncanakan mulai pukul 18.00 WIB. Namun, penerapan penutupan tersebut bersifat situasional dan dapat disesuaikan dengan kondisi kepadatan di lapangan.

Kombes Pol Eva Guna Pandia, Kapolresta Yogyakarta (Sumber foto: Kabar Jogja RBTV)

“Selama Nataru di Jalan Malioboro tidak dilaksanakan car free day, kecuali pada malam tahun baru. Rencana awal penutupan pukul 18.00 WIB, tetapi akan situasional. Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan kota maupun provinsi, dengan fokus pengamanan di Tugu, Titik Nol Kilometer, serta Alun-Alun Kidul,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah menerbitkan surat edaran yang mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan yang bersifat hura-hura, termasuk penggunaan kembang api secara berlebihan.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengajak masyarakat untuk merayakan tahun baru secara sederhana dan lebih bermakna.

Hasto Wardoyo, Walikota Yogyakarta (Sumber foto: Kabar Jogja RBTV)

“Kami menghimbau agar tidak terlalu menggunakan euforia, termasuk penggunaan kembang api berlebihan. Dana untuk kembang api sebaiknya dialihkan untuk donasi membantu warga yang terdampak musibah di Sumatra,” kata Hasto Wardoyo.

Pemerintah berharap momentum pergantian tahun dapat dimaknai sebagai waktu refleksi diri, sekaligus memperkuat empati dan solidaritas sosial, khususnya bagi masyarakat yang tengah tertimpa bencana.

REPORTER: AGUNG

PENYUNTING ARTIKEL: NZ.KIRANA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *