sumber foto : Kabar Jogja RBTV

​KULON PROGO – Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo mencatat adanya penurunan jumlah kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2025 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun tren penularan menunjukkan penurunan, angka kematian akibat penyakit ini masih menjadi perhatian serius bagi otoritas kesehatan setempat.  

​Penurunan Kasus Baru

​Berdasarkan data yang dirilis, jumlah kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Kulon Progo sepanjang tahun 2025 tercatat sebanyak 30 kasus. Angka ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 49 kasus.  

​Tantangan Deteksi Dini dan Kepatuhan Pengobatan

​Meski jumlah kasus baru menurun, penurunan tersebut tidak disertai dengan turunnya angka kematian. Sepanjang tahun 2025, dilaporkan sebanyak 6 orang penderita HIV/AIDS (ODHA) meninggal dunia, atau sekitar 20 persen dari total kasus yang ada.  

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulon Progo, Arief Musthofa (sumber foto : Kabar Jogja RBTV)

“Bukan HIV yang menyebabkan kematian tapi justru membukakan pintu pada penyakit lain saat penurunan daya tahan tubuh” Ucap Arief

​Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulon Progo, Arief Musthofa, mengungkapkan bahwa tingginya angka kematian ini sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu keterlambatan diagnosis, banyak pasien baru mengetahui status HIV mereka saat kondisi kesehatan sudah memasuki stadium lanjut, yaitu stadium tiga hingga empat. Yang kedua adalah ​kepatuhan pengobatan rendahnya kedisiplinan pasien dalam menjalani pengobatan rutin atau terapi menjadi tantangan besar dalam penanganan kasus. 

​Langkah Pencegahan dan Edukasi

​Guna menekan angka penularan dan kematian, Dinas Kesehatan Kulon Progo terus melakukan berbagai upaya strategis, antara lain nya adalah mendorong pasien agar lebih rutin dan disiplin dalam menjalani terapi, meningkatkan intensitas skrining di berbagai fasilitas kesehatan, dan menggiatkan edukasi serta upaya pencegahan yang menyasar kelompok usia produktif agar penularan dapat ditekan sejak dini.  

Reporter : Bagas RBTV

Penulis Artikel : Luna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *