(sumber foto : Kabar Jogja RBTV)

YOGYAKARTA – Sebuah pameran seni rupa tunggal bertajuk “Silent Resonance” resmi digelar di Indiart House, Yogyakarta. Pameran ini menampilkan deretan lukisan karya perupa Deni Setiawan yang mengeksplorasi kedalaman refleksi kehidupan manusia melalui keheningan dan dialog batin.

Memaknai Diam sebagai Energi

Melalui pameran ini, Deni Setiawan mengajak para penikmat seni untuk memaknai keheningan bukan sebagai kekosongan, melainkan sebagai ruang refleksi dan energi batin. Ia menyampaikan pesan bahwa dalam kondisi tubuh, pikiran, dan hati yang diam, manusia sebenarnya justru terus bergerak dan menjalani proses kehidupan. Deni mengungkapkan bahwa kegelisahan utamanya berasal dari paradoks manusia modern yang sering merasa paling kesepian justru saat berada di tengah keramaian.

Deni Setiawan (sumber foto : Kabar Jogja RBTV)

“Isu yang saya gulirkan kali ini lebih banyak pembacaan pada tubuh sosial. Membaca orang, membaca sifat, hingga hubungan antarmanusia,” ujarnya.

Karya-karya yang dipamerkan menggambarkan beragam refleksi kehidupan yang mendalam, antara lain hubungan spiritual yang merefleksi antara manusia dengan Tuhan, dedikasi profesi yang bermakna di balik pekerjaan dan pengabdian, dan dinamika kehidupan yang merefleksikan perjalanan hidup pribadi hingga kondisi sosial masyarakat.

Deni menekankan pentingnya mengenali diri sendiri sebelum memberikan penilaian terhadap orang lain. Ia berharap pengunjung dapat memaknai keheningan bukan sebagai kekosongan, melainkan sebagai sumber energi batin untuk menjadi pribadi yang lebih baik bagi sesama.

Profil Perupa dan Akademisi

Deni Setiawan merupakan sosok yang memiliki latar belakang kuat di dunia seni dan akademik. Ia adalah alumni jurusan Kriya Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 1998. Saat ini, Deni aktif mengabdikan diri sebagai dosen di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang. Selain berkarya sebagai seniman, ia juga sangat aktif dalam bidang riset dan pendidikan seni.

Apresiasi dari Maestro

Pameran ini mendapatkan perhatian khusus dari maestro seni rupa kenamaan, Nasirun. Dalam apresiasinya, Nasirun menyebut bahwa karya-karya dalam “Silent Resonance” berhasil menampilkan ekspresi diri manusia dengan karakter visual yang sangat kuat, mencerminkan identitas unik dari sang perupa.

maestro seni rupa kenamaan, Nasirun (sumber foto : Kabar Jogja RBTV)

“Kalau tema yang diangkat menjadi sesuatu karena hari ini dunia riuh, punya keberanian nggak berbeda dengan seniman lain? Mungkin dengan situasi yang sangat sunyi ini, Deni bisa menemukan dirinya, Dulu ketika orang-orang berpandangan ke Barat, Affandi berani ke Timur. Moga-moga Mas Deni bisa mengikuti jejak beliau. Ini berisiko luar biasa, tapi ruang sunyi inilah yang bisa memberikan ilham. Seleksi alam yang akan menjadi kuratornya,” ucapnya.

Reporter : Tim Kabar Jogja RBTV

Penulis Artikel : Luna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *