Gunungkidul – Polemik panjang terkait distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi nelayan di Pelabuhan Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, akhirnya menemukan titik terang. Lembaga Ombudsman (LO) DIY berhasil mempertemukan seluruh pihak yang bersengketa dan menghasilkan kesepakatan untuk menata ulang persoalan sejak awal.
Setelah berminggu-minggu menjadi sorotan publik, konflik distribusi BBM tersebut berakhir damai melalui proses mediasi yang digelar di Kantor Pelabuhan Sadeng. Mediasi tersebut menghadirkan perwakilan Polairud, PT Mufida, koperasi, pengusaha, tokoh masyarakat, serta para nelayan untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama ini.

Wakil Ketua LO DIY Bidang Pengawasan Aparatur Pemerintahan, Abdullah Abidin atau yang akrab disapa Bang Umbu, menegaskan bahwa persoalan yang terjadi bukan hanya berkaitan dengan distribusi BBM, tetapi juga rangkaian miskomunikasi antarpemangku kepentingan.
“Kami mendorong penyelesaian dengan pendekatan restorative justice, agar tidak ada pihak yang merasa disudutkan dan kesepakatan damai dapat tercapai,” ujar Abdullah Abidin.
Ia menambahkan, sebagai tindak lanjut, dibentuk Tim Komunikasi Pelabuhan Sadeng yang berada di bawah koordinasi kepala pelabuhan. Tim tersebut bertugas mencegah kesalahpahaman serta mengelola dinamika di lapangan sebelum berkembang menjadi konflik baru.
Seluruh pihak sepakat menutup polemik dan melangkah maju demi kepentingan bersama, terutama kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha di Pelabuhan Sadeng.
Agung | RBTV
