SOLO – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima audiensi dari direksi PT Hotel Indonesia Natour (HIN) di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan Yogyakarta. Pertemuan tersebut membahas perkembangan renovasi Grand Hotel de Djokja, sebuah hotel bersejarah di kawasan Malioboro yang saat ini tengah direvitalisasi dengan pendekatan pelestarian cagar budaya.
Dalam pertemuan itu, manajemen PT HIN memaparkan progres renovasi sekaligus kesiapan jelang pembukaan kembali hotel. Marketing Communication Manager Grand Hotel de Djokja, Maria Perwitasari, menjelaskan bahwa bangunan utama hotel dikembalikan ke bentuk aslinya seperti tahun 1911 untuk mempertahankan nilai sejarah dan statusnya sebagai bangunan cagar budaya.
“Bangunan utama kami kembalikan ke bentuk awal tahun 1911 demi menjaga nilai sejarahnya,” ujar Maria Perwitasari.
Maria juga menyampaikan bahwa Sri Sultan menekankan pentingnya proses renovasi yang tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Menurut Sultan, hasil akhir harus rapi dan detail mengingat hotel tersebut merupakan bangunan bersejarah. Selain itu, Sultan turut menyoroti rencana penataan kawasan Malioboro pada tahun 2026 yang perlu disinkronkan dengan penataan akses parkir hotel.
“Sultan berpesan agar renovasi dilakukan dengan cermat dan tidak terburu-buru, serta selaras dengan rencana penataan Malioboro,” tambahnya.
Audiensi ini juga dihadiri Direktur Utama PT HIN, Christine Hutabarat, beserta jajaran pimpinan dan tim proyek renovasi. Grand Hotel de Djokja, yang sebelumnya bernama Grand Inna Malioboro, kini memasuki tahap penyelesaian renovasi dan diharapkan menjadi daya tarik wisata sejarah baru di kawasan Malioboro.
AGUNG / RBTV
