Yogyakarta — Memasuki musim hujan, permasalahan sampah di Kota Yogyakarta kembali mencuat. Volume sampah yang masuk ke Depo Mandala Krida kini telah melebihi kapasitas, sehingga tumpukan sampah meluas hingga menutup sebagian badan jalan. Kondisi ini kembali terulang dan memicu keluhan dari warga serta para pedagang kuliner yang beraktivitas di sekitar lokasi.

Depo Mandala Krida saat ini berada dalam kondisi darurat. Tumpukan sampah diperkirakan mencapai lima hingga enam meter, jauh melampaui batas aman penampungan. Bahkan, pagar besi depo tidak lagi dapat ditutup karena sampah terus meluber dan terdorong ke area jalan. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi gangguan kesehatan dan kenyamanan warga, terutama saat curah hujan meningkat.

Dampak paling terasa dialami para pedagang kuliner yang berjualan di kawasan Mandala Krida. Bau tidak sedap serta pemandangan sampah menggunung membuat banyak pelanggan enggan datang. Wahono, seorang pedagang angkringan, mengaku bahwa omzetnya merosot tajam dalam beberapa pekan terakhir akibat kondisi ini. Ia menyampaikan bahwa penumpukan sampah sudah berlangsung lama, meski sebelumnya sempat dibersihkan dan diangkut menuju TPA Piyungan. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, sampah kembali menumpuk dan jumlahnya terus bertambah setiap hari.

Taat, seorang petugas kebersihan, menegaskan bahwa situasi tersebut membutuhkan penanganan cepat dan menyeluruh. Ia berharap Pemerintah Kota Yogyakarta segera melakukan pembersihan total di Depo Mandala Krida dan menyiapkan langkah jangka panjang untuk mencegah krisis serupa terulang kembali. Selain itu, pemerintah juga diminta mempertimbangkan pemberian kompensasi kepada para pedagang yang terdampak langsung oleh penumpukan sampah tersebut.

Agung | RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *