Solo — Situasi internal Keraton Kasunanan Surakarta memanas setelah wafatnya Sri Susuhunan Pakubuwono XIII. Pergantian kepemimpinan yang semestinya berjalan tertib justru memunculkan konflik, lantaran dua kubu menyatakan klaim masing-masing sebagai penerus tahta dan mengaku sebagai Pakubuwono XIV.
Ketegangan semakin mencuat setelah beredar video yang menampilkan putri tertua Pakubuwono XIII, GKR Timoer Rumbay, berteriak dalam sebuah pertemuan yang digelar di dalam lingkungan keraton. Pertemuan tersebut merupakan agenda Lembaga Dewan Adat untuk membahas suksesi pasca mangkatnya PB XIII.
Dalam prosesi yang berlangsung di Sasana Handrawina, KGPH Hangabehi, putra tertua PB XIII, dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV oleh salah satu kubu. Penobatan ini menimbulkan perdebatan, mengingat sebelumnya KGPAA Purboyo, yang juga merupakan putra PB XIII, telah mendeklarasikan diri sebagai penerus ayahandanya.

Saat dimintai keterangan oleh awak media, KGPH Hangabehi yang dinobatkan sebagai PB XIV oleh salah satu pihak mengaku belum dapat memberikan pernyataan lebih jauh terkait polemik tersebut.
Sementara itu, GKR Timoer Rumbay menilai penobatan tersebut berpotensi memecah belah internal Keraton Kasunanan Surakarta. Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya KGPH Hangabehi telah menyatakan persetujuannya jika KGPAA Purboyo menjadi penerus tahta.
Diketahui, KGPH Hangabehi merupakan putra sulung Pakubuwono XIII dari istri pernikahan kedua. Adapun KGPAA Purboyo adalah putra PB XIII dari istri pernikahan ketiga. Selain itu, putra bungsu PB XIII, Gusti Purboyo, bahkan sempat lebih dahulu mendeklarasikan diri sebagai Pakubuwono XIV sebelum PB XIII dimakamkan.
Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai legitimasi penerus tahta yang diakui secara penuh oleh seluruh pihak internal keraton. Konflik ini masih bergulir dan menjadi perhatian publik, khususnya masyarakat Surakarta yang memiliki kedekatan historis dengan Keraton Kasunanan.
Rizki Budi Pratama | RBTV
