Kulon Progo – Beragam naskah kuno dipamerkan dalam Festival Literasi Menoreh, yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kulon Progo. Pameran ini menampilkan berbagai manuskrip bersejarah yang menjadi bukti kekayaan warisan literasi tradisional masyarakat Kulon Progo.

Salah satu naskah yang menarik perhatian berasal dari Kapanewon Wates, berjudul Sriti Purwane Dhining Nenggih Nagri Tanah Jawi. Naskah yang diwariskan secara turun-temurun tersebut berisi kisah tentang asal mula dunia dan Tanah Jawa, mulai dari para dewa hingga leluhur raja-raja Jawa.

Selain itu, terdapat pula naskah yang menceritakan asal-usul desa dan ajaran Islam klasik yang dahulu diajarkan di pesantren tua Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang. Sebagian besar naskah ditulis menggunakan aksara Jawa dan Arab Pegon, mencerminkan kekayaan intelektual serta spiritual masyarakat masa lampau.

Salah satu pemilik koleksi naskah di Banjararum, Nur Sambudi, mengungkapkan bahwa sebagian naskah kini telah rapuh, namun masih dirawat secara sederhana oleh warga. Di sejumlah pesantren di Girimulyo dan Lendah, juga masih ditemukan kitab Pegon dan serat suluk yang digunakan sebagai sumber pembelajaran keagamaan dan tasawuf Jawa.

“Naskah-naskah ini adalah warisan berharga yang tidak hanya mencerminkan sejarah, tetapi juga cara berpikir dan beragama masyarakat Jawa di masa lalu,” ungkap Nur Sambudi.

Keberadaan naskah-naskah kuno tersebut menunjukkan bahwa Kulon Progo memiliki warisan literasi tradisional yang kaya. Upaya pelestarian dan digitalisasi manuskrip diharapkan dapat menjaga keberlanjutan pengetahuan lokal sebagai bagian dari ingatan kolektif daerah.

Bagas | RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *