Yogyakarta – Komunitas Indonesia Ramah Lansia bekerja sama dengan University of Southampton, UNIKA Atma Jaya, dan Komda Lansia DIY menggelar diskusi publik mengenai pendampingan serta pelayanan kesehatan bagi lansia, terutama melalui program kunjungan rumah. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Wisanggeni, Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
Diskusi ini merupakan bagian dari program Impact Project: Kunjungan Rumah Bagi Lansia, yang telah berjalan sejak Juni hingga September 2025. Program ini menyasar para lansia yang memiliki keterbatasan fisik maupun kognitif dan tidak mampu mengakses layanan kesehatan primer secara mandiri.
Menurut data BPS tahun 2021, satu dari tujuh penduduk di Pulau Jawa telah berusia di atas 60 tahun. Sebagian dari mereka masih aktif dan sehat, namun tidak sedikit pula yang mengalami penyakit degeneratif, seperti demensia atau kondisi fisik lemah (frail), bahkan tergolong house-bound karena tidak mampu keluar rumah sama sekali.
Direktur Indonesia Ramah Lansia, Dwi Endah Kurniasih, menegaskan pentingnya pendampingan langsung kepada lansia, terutama yang tinggal sendiri tanpa dukungan keluarga.
Sementara itu, ahli gerontologi dari University of Southampton, Dr. Elisabeth Schröder-Butterfill, menyoroti tingginya angka lansia di Indonesia yang hidup sendiri tanpa anak maupun keluarga dekat, sehingga masuk dalam kelompok rentan secara sosial dan kesehatan.
“Banyak lansia di Indonesia hidup sendiri, tanpa dukungan keluarga. Ini membuat mereka sangat rentan dan membutuhkan pendekatan pelayanan yang lebih personal dan proaktif, seperti kunjungan rumah,” jelas Elisabeth.
Senada dengan hal itu, Prof. Dr. drg. Yvonne Suzy Handajani dari Pusat Penelitian Kesehatan UNIKA Atma Jaya Jakarta mengungkapkan bahwa sekitar 20 persen lansia di Jakarta mengalami demensia, yang membutuhkan perhatian khusus dari tenaga medis, terutama dokter spesialis neurologi.
Melalui program kunjungan rumah ini, para lansia diharapkan tetap mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak, memiliki kualitas hidup yang lebih baik, serta meringankan beban anggota keluarga yang merawat mereka.
Program ini menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan pemerintah dalam membangun sistem layanan yang lebih ramah lansia di Indonesia.
Agung – RBTV