Kulon Progo — Memasuki musim tanam ketiga tahun ini, para petani di Kabupaten Kulon Progo mengeluhkan tingginya harga bibit bawang merah lokal. Harga yang biasanya berada di kisaran Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram, kini melonjak menjadi lebih dari Rp50.000 per kilogram.
Kenaikan harga ini memaksa sejumlah petani untuk menggunakan bibit sisa panen tahun lalu sebagai upaya menekan biaya produksi. Hal ini terlihat di kawasan Bulak Dobangsan, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, tempat sebagian besar petani mulai beralih dari menanam padi ke komoditas bawang merah sebagai alternatif usaha tani.
Salah satu petani bawang merah, Sutarman, mengaku tidak sanggup membeli bibit baru karena harganya yang terlalu tinggi. Ia menjelaskan bahwa untuk mengelola lahan seluas 1.000 meter persegi, dibutuhkan setidaknya 35 kilogram bibit.
“Kalau beli bibit baru, biayanya besar sekali. Jadi saya pakai bibit sisa panen tahun lalu saja. Risiko ada, tapi mau bagaimana lagi,” ujar Sutarman.
Untuk mengantisipasi penurunan hasil panen akibat penggunaan bibit lama, para petani menerapkan metode tanam dengan jarak lebih rapat, yakni 25 cm × 10 cm. Diharapkan dengan jarak tanam ini, produktivitas tanaman tetap bisa optimal meski tanpa menggunakan bibit baru.
Kondisi ini menunjukkan perlunya perhatian dari pemerintah daerah dan pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga bibit serta memberikan dukungan kepada petani, agar ketahanan pangan dan keberlanjutan usaha pertanian lokal tetap terjaga.
Bagas – RBTV