SOLO Tradisi Kirab Malam Satu Suro di Puro Mangkunegaran menjadi magnet tersendiri bagi warga. Meski demikian, ada yang berbeda dari gelaran kirab malam Satu Suro tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Tradisi tahunan Kirab Pusaka Malam Satu Suro di Puro Mangkunegaran menyedot perhatian dan antusiasme tinggi dari masyarakat. Perbedaannya, tahun ini Puro Mangkunegaran tidak memperkenankan warga berebut air bekas jamasan pusaka seperti tradisi sebelumnya.
Sebagai gantinya, prosesi tersebut diganti dengan pembagian sembako. Pengunjung dapat mengambil kupon dan menukarkannya dengan sembako untuk dibawa pulang.
Dalam acara ini, penguasa Puro Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara X, melaksanakan prosesi udik-udik, yaitu melempar bunga dan koin. Sebagian warga percaya bahwa mendapatkan air, bunga, maupun koin dari kirab ini dapat membawa berkah.
Tidak hanya dari Kota Solo, warga juga datang dari daerah sekitarnya. Seperti Afifah Khairunisa, warga asal Yogyakarta yang baru pertama kali menyaksikan tradisi ini. Ujar, Afifah Khairunisa / Warga Yogyakarta
Seperti dalam tradisi sebelumnya, para anggota keluarga maupun abdi dalem Puro Mangkunegaran mengiringi perjalanan kirab pusaka sejauh tiga kilometer. Perjalanan mengelilingi kompleks Puro Mangkunegaran tersebut dilakukan dengan topo bisu, yaitu tidak bersuara dan tanpa menggunakan alas kaki.
Rizki Budi Pratama / RBTV