Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar pasar murah di 14 kemantren sebagai upaya membantu masyarakat memperoleh bahan pangan dengan harga lebih terjangkau. Program ini diselenggarakan untuk menekan lonjakan harga yang biasa terjadi menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025.
Kepala Bidang Ketersediaan, Pengawasan, dan Pengendalian Perdagangan Pemkot Yogyakarta, Sri Riswanti, menjelaskan bahwa pasar murah ini bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi salah satu strategi pengendalian harga di pasaran agar tetap stabil selama periode hari besar keagamaan.
Pemkot Yogyakarta mengalokasikan bahan pangan dengan jumlah yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah. Kemantren Umbulharjo, Gondokusuman, dan Mergangsan, yang memiliki jumlah penduduk berpenghasilan rendah lebih tinggi, mendapatkan alokasi masing-masing 6 ton bahan pangan. Sementara 11 kemantren lainnya mendapatkan 4 ton.
Meskipun stok bahan pangan yang tersedia tahun ini lebih terbatas dibanding tahun-tahun sebelumnya akibat keterbatasan APBD Kota Yogyakarta, Pemkot tetap berupaya agar program ini dapat menjangkau masyarakat luas.
“Selama empat hari pelaksanaan, sekitar 300 masyarakat per kemantren dapat mengakses pasar murah ini. Sementara itu, untuk tiga kemantren dengan jumlah penduduk kurang mampu lebih tinggi, seperti Umbulharjo, Gondokusuman, dan Mergangsan, targetnya bisa mencapai 500 orang,” ujar Sri Riswanti.
Pasar murah ini diharapkan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan dengan harga lebih terjangkau serta menjaga stabilitas harga di pasaran. Pemkot Yogyakarta juga berkomitmen untuk terus mencari solusi agar program serupa dapat berjalan lebih optimal di tahun-tahun mendatang, meskipun ada keterbatasan anggaran. Dengan adanya pasar murah ini, masyarakat dapat lebih siap menyambut bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tanpa harus terbebani lonjakan harga bahan pangan.
Rinamaulita, RBTV