Bantul – Prosesi Misa Malam Natal di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, Yogyakarta, berlangsung khidmat dan penuh nuansa tradisional Jawa. Acara dimulai pukul 16.00 dengan penampilan sendratari yang menggambarkan kabar sukacita Bunda Maria saat menerima berita bahwa ia akan mengandung Roh Kudus.
Setelah sendratari, arak-arakan petugas liturgi memasuki gereja untuk memulai ibadah misa. Para petugas mengenakan pakaian tradisional Jawa, seperti kebaya dan blangkon, menciptakan suasana unik yang menggabungkan budaya lokal dengan spiritualitas Natal.
Misa malam Natal dipimpin oleh Romo Raymundus Sugihartanto dan dihadiri lebih dari 2.000 jemaat dari berbagai daerah di Indonesia. Lagu-lagu rohani dikemas dalam tembang berbahasa Jawa yang diiringi alunan gamelan, menambah kekhusyukan suasana.
Dengan tema “Ayo Padha Mangkat Menyang Betlehem” atau “Ayo Berangkat ke Betlehem,” misa ini menyuguhkan pengalaman berbeda bagi para jemaat. Salah satu hal yang menonjol adalah kehadiran goa di dekat altar yang menggambarkan kelahiran Tuhan Yesus di tengah suasana peperangan, simbol harapan dan damai di tengah tantangan kehidupan.
“Prosesi ini dimulai dengan sendratari tentang sukacita Bunda Maria, lalu dilanjutkan dengan arak-arakan petugas liturgi. Hal yang unik tahun ini adalah goa di dekat altar, yang merepresentasikan kelahiran Tuhan Yesus di tengah peperangan,” ujar Christiyanto, Ketua Panitia Ekaristi Natal Gereja Ganjuran.
Pada hari berikutnya, misa khusus untuk anak-anak juga akan menggunakan bahasa Jawa, melanjutkan tradisi unik yang telah menjadi ciri khas Gereja Ganjuran.
Gereja Ganjuran kembali menunjukkan harmoni antara nilai spiritual dan kearifan lokal, menciptakan pengalaman Natal yang berkesan bagi jemaat.
Delly, RBTV