Organisasi kemanusiaan berbasis agama, Act Alliance mengadakan sidang raya dengan mengangkat tema “Iklim yang menantang: Bagaimana Polarisasi Politik Berkontribusi Terhadap Kerusakan Iklim”, di hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.
Aliansi Act adalah aliansi global, yang terdiri dari lebih dari 145 gereja dan organisasi terkait lebih dari 120 negara yang dibentuk untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Acara dihadiri sejumlah perwakilan dari organisasi agama dan kemanusiaan internasional, serta perwakilan masyarakat sipil dari Indonesia.
Moderator dewan pengurus Act Alliance, Erik Lysén menyampaikan, dunia saat ini membutuhkan solidaritas untuk melawan krisis iklim dengan adil. Menurutnya para pemimpin dunia memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkan ambisi iklim yang sejalan dengan tujuan perjanjian Paris. Namun polarisasi politik semakin meningkat, menghambat keadilan iklim yang dibutuhkan untuk menjaga suhu global tetap di bawah 1,5 derajat.
Sementara itu Prof. Dr. Jerry Pillay, dari dewan gereja dunia menyampaikan pentingnya keadilan iklim dalam menghadapi perubahan iklim. Pemanasan global dan eksploitasi sumber daya alam yang tak terkendali merusak ekosistem, membahayakan kehidupan makhluk hidup, dan memperburuk ketidakadilan global.
Direktur Pengembangan Kesehatan Masyarakat dan Kemanusiaan Yakkum, Arshinta turut menegaskan pentingnya keadilan dalam akses sumber daya dan partisipasi masyarakat.
Widi, RBTV.