Magelang – Borobudur Marathon 2025 mencatatkan momen bersejarah dengan hadirnya tiga juara yang semuanya berhasil memecahkan rekor personal di rute baru yang lebih menantang. Prestasi luar biasa ini membuktikan bahwa dedikasi dan persiapan matang adalah kunci kesuksesan.

Nofeldi Petingko kembali mempertahankan gelar juara marathon putra untuk tahun kedua berturut-turut dengan pencapaian yang memukau. Ia berhasil memecahkan personal best dengan selisih 3 menit dari pencapaian sebelumnya. “Persiapan saya cukup lama, dan saya tidak menyangka bisa kembali mendapat juara dengan personal best,” ungkapnya.

Pelari berpengalaman ini mengaku rute baru tahun ini justru lebih baik dari tahun lalu. “Kalau tahun kemarin tanjakan berat ada di KM 37 saat sudah mulai kelelahan. Sekarang tanjakannya di KM 22 dan KM 30, lebih menantang tapi bisa ditaklukkan,” jelasnya. Tiga minggu sebelum Borobudur Marathon, Noveldy juga meraih podium 1 di JLF kategori full marathon, menunjukkan konsistensi performa luar biasa.

Sementara itu, Dwi Tiansy Anggraini akhirnya meraih mimpinya dengan menjadi juara marathon putri dan mencatatkan waktu 3 jam 2 menit. “Dari 2021 saya sudah diundang elite race tapi selalu gagal. Tahun 2024 dapat half marathon dan juara. Tahun ini saya ambil full marathon, dan Alhamdulillah semua latihan lima bulan terbayar,” tuturnya penuh haru.

Persiapan Dwi sangat komprehensif dengan menjalani program latihan ketat yang mencakup interval training, heart rate monitoring, long run, dan strength training. Menghadapi rute baru yang menantang, terutama di kilometer 32 yang ia sebut “ngeri-ngeri sedap,” Dwi menerapkan strategi matang dengan tidak terburu-buru dan tetap aware dengan kondisi tubuh.

Kejutan datang dari pelari muda Malang, Farid Radwan yang baru berusia 17 tahun. Ia menjadi juara Bank Jateng Young Talent kategori 10K dengan waktu 33 menit 16 detik, memecahkan personal best sebelumnya 33 menit 35 detik.

“Awalnya tidak terlalu percaya diri karena rutenya cukup menanjak, terutama di kilometer 6 dan 7 yang agak menyeramkan dengan elevasi tinggi,” ungkap Farid. Namun berkat dukungan pelari lain yang membantu pace-nya, ia justru berhasil melampaui target. Dengan sportivitas tinggi, Farid melempar tantangan untuk generasi berikutnya agar bisa memecahkan rekornya di tahun 2026.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *