Bantul – Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, kembali menggelar International Dance Conference and Festival (IDCF) ke-4 pada tahun 2025. Festival tari internasional ini menghadirkan para koreografer dari berbagai negara dengan karya yang mengeksplorasi hubungan antara tubuh manusia, teknologi, dan alam.
Sebanyak enam karya tari ditampilkan dalam gelaran tahun ini. Masing-masing karya menghadirkan interpretasi personal tentang kehidupan manusia di tengah kemajuan digital serta keterhubungan manusia dengan alam dan lingkungan sekitar.
Beberapa koreografer yang berpartisipasi antara lain Lucky Wisnu (Indonesia), melalui kolaborasi antara Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah dan ISI Yogyakarta, Samuel (Malaysia), Navee Sasongkroh (Thailand), Yalan Lin (Taiwan), dan Fairul Zahid (Singapura).
Ketua Jurusan Tari ISI Yogyakarta, Rina Martiara, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, tetapi juga forum akademik internasional untuk memperdalam pemahaman tentang perkembangan seni tari di era modern.
“Melalui IDCF 2025, kami ingin mempertemukan para seniman, akademisi, dan masyarakat untuk berdialog tentang tubuh, teknologi, serta kesadaran ekologis dalam seni pertunjukan,” ujar Rina Martiara.
Sementara itu, Rektor ISI Yogyakarta Irwandi menyampaikan bahwa penyelenggaraan festival ini merupakan wujud komitmen kampus dalam meningkatkan kesadaran ekologis publik melalui seni pertunjukan.
“Seni dapat menjadi sarana refleksi terhadap perubahan dunia. Melalui festival ini, kami berharap muncul gagasan baru tentang harmoni antara manusia, teknologi, dan alam,” tuturnya.
Dengan partisipasi seniman dari berbagai negara, International Dance Conference and Festival 2025 diharapkan dapat memperkuat posisi ISI Yogyakarta sebagai pusat pertukaran seni pertunjukan di tingkat internasional.
Delly | RBTV
